Selamat datang di dunia bisnis digital marketing
Put your Code Adsense links Here

Nasrun Nuh

Pengertian, Apa Itu Hilal, Hisab, dan Ruhyat?

Pengertian, apa itu Hilal?, apa itu Hisab, dan Ruhyat?. Yups, kata tersebut sering terdengar setiap penentuan Ramadhan ataupun Lebaran Idul Fitri. Sering sekali terjadi perdebatan antara kalangan ulama dalam menentukan pergantian sebuah bulan menurut kalender Islam. Jadi media-media semakin sering menggunakan istilah diatas yaitu, Hilal, Hisab, dan Ruhyat. Saya sendiri pun awalnya gak paham dengan istilah tersebut, maklum edukasi tentang ke-Islaman kan sedikit sekali kita dapatkan dari bangku sekolah. So, terpaksa deh searching sama embah google “Pengertian Hilal? Apa itu Hilal? Apa itu Hisab? Apa itu Ruhyat?”.

http://almuhajirindotorg.files.wordpress.com/2011/07/bulan-sabit2.jpg 

Hilal adalah sabit bulan baru yang menandai masuknya bulan baru pada sistem kalender Qomariyah atau Hijriah. Hilal merupakan fenomena tampakan Bulan yang dilihat dari Bumi setelah ijtimak atau konjungsi. Perbedaan tempat dan waktu di Bumi mempengaruhi tampakan hilal. Hilal sangat redup dibandingkan dengan cahaya Matahari atau mega senja. Dengan demikian hilal ini baru dapat diamati sesaat setelah Matahari terbenam.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tampakan hilal. Hal ini menyangkut kriteria visibilitas hilal. Kedudukan Bumi, Bulan, dan Matahari memungkinkan tinggi dan azimut Bulan dapat dihitung saat Matahari terbenam. Demikian halnya dengan beda tinggi dan jarak sudut antara Bulan dan Matahari. Tidak kalah pentingnya adalah faktor atmosfer dan kondisi pengamat yang ikut menentukan kualitas tampakan hilal.

Secara harfiyah HISAB bermakna ‘perhitungan’. Di dunia Islam istilah ‘hisab’ sering digunakan sebagai metode perhitungan matematik astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.

Penentuan posisi matahari menjadi penting karena umat Islam untuk ibadah shalatnya menggunakan posisi matahari sebagai patokan waktu sholat. Sedangkan penentuan posisi bulan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam Kalender Hijriyah. Ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat orang mulai berpuasa, awal Syawal saat orang mengakhiri puasa dan merayakan Idul Fitri, serta awal Dzulhijjah saat orang akan wukuf haji di Arafah (09 Dzulhijjah) dan hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis.

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya. Perlu diketahui bahwa dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.

Nah itu dia tadi pengertian  Hilal, Hisab, dan Ruhyat? dan semoga saja dalam memahami dan memaknai semua ini para ulama kita tidak terlalu berlarut-larut dalam perbedan seputar Hilal. Semoga artikel ini bermnfaat, wassalam.


Sumber: http://merahitam.com/pengertial-hilal-apa-itu-hilal-hisab-dan-ruhyat.html
... Read More

Pengertian Asteroid, Meteoroid, Komet

Pengertian dan Perbedaan Asteroid, Meteoroid, Komet – Berbicara mengenai benda-benda langit memang penuh misteri dan istilah istilah. Nah, apakah kita memahami istilah-istilah dalam ilmu astrologi tersebut?. Ok kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi mengenai pengertian juga perbedaan Asteroid, Meteoroid, dan Komet. Sebagian dari kita mungkin banyak yang kebingungan membedakan serta memahami istilah dari ketiga kata tersebut.

Menurut Near Earth Object Program NASA, Asteroid merupakan benda berbatu yang ukurannya relatif kecil, tidak aktif, dan mengorbit Matahari.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAy9u1OtKPyGsj4wIvknLK3ApbL_eHkm-EbZwbUZMXTuL1Xh4NbcX8-p7PAeDZo6BFefRa0vpIII4zgE7LpGDaR1MqBg85aY_GCiJvWnPKISdfdS4_AEvtesdN72VeeD_OuEu6zAC_g4SI/s320/meteorid.JPG 

Komet, juga berukuran relatif kecil namun kadang merupakan sebuah benda aktif yang menguapkan es yang ia miliki saat terkena sinar matahari dan membentuk atmosfir (coma) yang terdiri dari debu dan gas. Terkadang, karena komet bergerak cukup cepat, ia membentuk ekor yang terdiri dari debu dan atau gas.

Meteoroid sendiri merupakan partikel kecil yang terlepas dari komet ataupun asteroid. Dari ketiganya, asteroid merupakan benda yang paling menarik untuk dipelajari para ilmuwan.

Seperti diketahui, sampai sejauh ini, ilmuwan belum bisa memahami sepenuhnya bagaimana kehidupan awal terbuat dari zat organik yang tidak hidup, bisa tumbuh dan berkembang di Bumi. Dengan mempelajari asteroid, kita bisa mengetahui lebih banyak.

Dilansir Fox News, 30 Juni 2011, asteroid seperti 2 Pallas dan 10 Hygiea, yang diyakini pernah memiliki air, tampak memiliki senyawa organik (berbasis karbon) di dalamnya.

“Saat ini, asteroid tersebut memiliki komposisi kimia yang lebih primitif dibandingkan dengan Bumi. Kondisinya serupa dengan saat tata surya kita masih baru terbentuk,” kata Carol Raymond, Deputy Principal Investigator NASA. “Dengan mempelajarinya, kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan bisa muncul di planet ini,” ucapnya.

Raymond menyebutkan, ada beberapa kondisi yang menjadikan Bumi sangat kondusif bagi kehidupan di masa lalu. “Selain itu, ilmuwan berpendapat bahwa asteroid yang mendarat di Bumi pada zaman dahulu kala telah memberikan materi pembentuk yang membantu memulai kehidupan di planet ini,” ucapnya.

Itulah beberapa hal tentang pengertian Ateroid, Meteoroid, dan Komet. Semoga artikel ini bermanfaat.


Sumber: http://merahitam.com/pengertian-asteroid-meteoroid-komet.html
... Read More

Hujan Buatan, Bagaimana Proses Hujan Buatan Terjadi?

Hujan Buatan, Bagaimana Proses Hujan Buatan Terjadi?. mengingat banyak sekali terjadi kekeringan di sebagian wilayah Indonesia akhir-akhir ini maka Hujan buatan pun kembali terdengar. bagi sobat merahitam yang belum tau apa itu hujan buatan maka saya akan memberi sedikit penjelasan. 

Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.

http://images.hidrologi.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SaYVtwoKCHUAAC71Nsk1/proses-membuat-hujan-buatan.jpg?et=DH%2BLyGcRLisl%2BjaYlPwzSg&nmid=0 

Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.

Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.

Sementara itu penerapan Hujan buatan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengguyur sebagian kawasan di Sumatera Selatan dengan hujan buatan. Langkah ini diharapkan sanggup memadamkan kebakaran lahan dan hutan di provinsi ini.

“Dua pesawat terbang CASA 212-200 dikerahkan untuk operasi tersebut. Pada pukul 13.55-15.30 satu sorti penerbangan telah dilakukan dengan membawa bahan semai NaCl hampir 1 ton,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (12/9/2011), di Jakarta.

Menurut Sutopo, kondisi pertumbuhan awan cukup baik, yakni berada di selatan, barat daya, barat, dan barat laut Palembang. Terdapat inversi di atmosfer sehingga pertumbuhan awan vertikal kurang kuat. Kondisi awan sedang, dengan puncak awan  9.000-11.000 kaki. Terdapat juga dua sel awan dengan puncak awan mencapai 14.000 kaki.

“Artinya awan-awan tersebut berpotensi untuk disemai menjadi hujan. Bahkan, saat penyemaian terjadi presipitasi di kaca cockpit pesawat. Rencana besok penyemaian akan dilanjutkan dengan menambah sorti penerbangan,” tuturnya.

Asap mulai menutupi atmosfer hingga ketinggian 4.000-7.000 kaki. Pada hari ini titik api (hotspot) lebih banyak dibandingkan dengan kemarin. Jumlah hotspot terbanyak di Sumatera Selatan (135 hotspot).

Selanjutnya berturut-turut Kalimantan Tengah (113), Kalimantan Barat (96), Jambi (30), dan Kalimantan Selatan (10). Selama bulan September 2011, Provinsi Sumatera Selatan memiliki jumlah hotspot terbanyak, yaitu 1.241. Kalimantan Barat 363, Jambi 353, Kalimantan Tengah 288, dan Riau 292.


... Read More
previous previous